Detail Cantuman
Advanced SearchText
Pergi
Berpetualang Mencari Makna Tujuan Bersama Novel Pergi
"Sebuah kisah tentang menemukan tujuan, kemana hendak pergi, melalui kenangan demi kenangan masa lalu, pertarungan hidup-mati, untuk memutuskan kemana langkah kaki akan dibawa pergi."
"Robin Hood memang karya fiksi, hanya dongeng. Cerita-cerita dongeng memang fiksi, tapi inspirasi yang ditimbulkan jelas nyata."
Pergi adalah sebuah novel perjalanan mengelilingi beberapa tempat untuk menemukan arti sebuah tujuan setelah semua sudah didapat di depan mata. Perjalanan yang akan membuat seseorang menemukan arti dari kata "pergi". Novel Pergi merupakan novel drama laga sekuel dari novel Pulang. Berikut resensi singkatnya:
Adalah Bujang, nama aslinya Agam dan julukannya Babi Hutan. Sesuai namanya, Bujang dikenal sebagai tukang pukul handal Keluarga Tong. Di novel Pergi ini, Bujang sudah didaulat menjadi Tauke Besar menggantikan ayahnya. Nama Tauke Besar merupakan sebuah panggilan hormat yang ditunjukan kepada pemimpin tertinggi dari Keluarga Tong. Siapa sangka Keluarga Tong merajai berbagai bisnis penting dunia dan menjadi satu dari delapan keluarga shadow economy.
Keberadaan Keluarga Tong semakin terancam dengan ulah Master Dragon. Sebagai pemimpin keluarga, mempertahankan nama baik keluarga adalah sebuah kewajiban. Bujang pun memiliki ambisi yang besar untuk mengalahkan Master Dragon. Hal tersebut dimulai ketika salah satu prototype hasil penemuan riset teknologi miliknya dicuri El Pacho, keluarga aliansi Master Dragon bersama Keluarga Lin dan Keluarga Beijing. Keluarga Tong berusaha mengambilnya namun siapa sangka kelakuan aliansi Master Dragon semakin keterlaluan. Bujang berjanji akan mengalahkan aliansi Master Dragon.
Berbagai cara dilakukan untuk mengalahkan Master Dragon yang memiliki pengaruh dan kekuatan cukup besar serta menjadi rival terberat Keluarga Tong. Dibutuhkan gabungan kekuatan antar shadow economy lainnya dan strategi matang untuk menumbangkan kekuatan aliansi Master Dragon sebelum akhirnya berhadapan dengan Master Dragon.
Bujang berusaha mencari aliansi dari berbagai keluarga shadow economy di seluruh dunia sebagai langkah konkret untuk menumbangkan Master Dragon yang suka bermain licik. Dengan perjuangan dan upaya diplomasi kesana kemari akhirnya dua keluarga bersedia bergabung dengan Keluarga Tong. Mereka adalah Keluarga Yamaguchi yang dipimpin Hiro Yamaguchi di Jepang dan Keluarga Bratva yang dipimpin Otets di Rusia.
Mulanya Otets menolak bergabung. Ia bersedia bergabung dengan aliansi Keluarga Tong jika Bujang berhasil mengalahkan Maria, putri cantik Otets yang jago menembak dan ternyata sealmamater dengannya. Bujang sempat kalah dalam melawan Maria namun ketangkasan Bujang membuat ia memenangkan pertandingan. Keluarga Bratva, pembuat senjata kenamaan dunia akhirnya bersedia bergabung bersama Keluarga Tong dalam menghadapi Master Dragon beserta aliansinya.
Master Dragon benar-benar berbuat seenaknya. Sebutan picik dan licik tidak salah disandangkan kepadanya. Berbagai kelicikan yang diperbuat Master Dragon seperti menembak Rambang, putra bungsu Lubai (tukang pukul kepercayaan Keluarga Tong). Rambang yang baru bergabung dengan Keluarga Tong tewas ketika hendak melindungi Bujang dari tembakan jarak jauh suruhan Master Dragon. Tak sampai disitu, Master Dragon juga melancarkan aksi pengeboman terhadap Keluarga Yamaguchi saat upacara pernikahan putrinya sedang berlangsung di Kuil Meiji. Bom itu tak terduga tersimpan di kue pernikahan sehingga menewaskan pasangan pegantin.
Di sela-sela persiapan menghadapi ganasnya Master Dragon. Bujang dihadapkan pada kenyataan kurang menyenangkan bahwa ayahnya, Samad, ternyata pernah mempersunting penyanyi soprano asal Spanyol bernama Catrina sebelum akhirnya menikah dengan ibunya, Midah.
Ayahnya tidak pernah menceritakan perihal besar itu seumur hidupnya. Ia mulai tahu teka-teki misteri itu ketika ada sosok seperti Zorro yang mengucapkan kata Hermanito, bahasa Spanyol yang memiliki arti adik laki-lakiku. Tentu itu mengejutkan bagi Bujang. Fakta itu berhasil terungkap ketika Bujang mengunjungi rumah tua di Ibu Kota Provinsi. Di sana terdapat kotak surat yang terkubur sebagian, menyimpan beberapa surat usang berusia puluhan tahun yang tak terbaca lagi. Surat itu berhasil diidentifikasi berkat bantuan profesor yang ahli menangani arsip kuno.
Ada yang menarik perhatian pembaca mengenai surat itu. Sebuah kisah cinta romantis antara ayahnya dan Catrina yang ditulis oleh Diego, saudara tirinya. Ternyata Diego adalah sosok Zorro yang mengalahkannya di Meksiko. Penggambaran kisah cinta itu disajikan dalam bentuk surat yang sangat panjang. Bagi yang suka kisah percintaan, bagian surat tersebut merupakan bagian yang paling banyak membuat baper. Surat tersebut tak pernah sampai kepada ayahnya, hanya menumpuk di kotak surat depan rumah tuanya yang sudah lama tak dihuni.
Penyerangan terhadap Master Dragon dimulai dengan menyerang aliansinya. Penyerangan Keluarga Lin di Macau berhasil dikalahkan oleh Keluarga Tong dengan strategi matang, sementara Keluarga Beijing sukses ditumbangkan oleh Keluarga Bratva dan El Pacho dibabat habis oleh Keluarga Yamaguchi. Kemenangan itu membuat Keluarga Tong dan aliansinya semakin mudah dalam menyerang Master Dragon.
Puncak cerita, Bujang sempat kewalahan menghadapi muslihat Master Dragon yang tiada duanya. Rencana matang bersama aliansi lainnya menjadi sia-sia belaka. Mereka tidak mampu membendung serangan kuat Master Dragon. Ketika hendak kalah, tiba-tiba Diego datang. Ia memiliki kehebatan dalam strategi bertarung sampai-sampai Master Dragon dibuat tak berkutik olehnya.
Bujang tidak sendiri dalam melancarkan setiap misinya. Ada beberapa tokoh pendukung lainnya yang memiliki ciri khas masing-masing, seperti si kembar Yuki dan Kiko yang jago dalam hacking, Salonga yang bijak dan selalu menasihati Bujang, Pawrez yang menjadi kepercayaan Keluarga Tong dalam menjalankan bisnis besarnya, White, Togar, Edwin, Tuanku Imam, Lubai, Kaeda, Akashi dan Thomas (nama tokoh dalam novel karya Tere Liye lainnya).
Kelebihan novel Tere Liye ini sangat banyak, terutama terkait tema, di mana sangat jarang novel Indonesia bertema laga plus drama. Selain itu detail pendeskripsian dalam setiap bab membuat kita serasa nonton film Hollywood versi novel. Alur yang disajikan juga sangat rapi sehingga cerita yang disajikan tidak terasa monoton. Ada saja hal yang membuat pembaca deg-degan dan rasa penasaran ingin bergegas menamatkan novel.
Banyak istilah-istilah asing, sajian budaya dan pengenalan singkat mengenai ekonomi politik internasional akan menambah khazanah keilmuan kita. Hampir di setiap novel karya Tere Liye selalu menyelipkannya. Tentu saja, hal tersebut membutuhkan riset yang mendalam agar tidak melenceng dari kenyataanya.
Sayangnya, novel ini banyak sekali menyuguhkan tokoh. Ada tokoh yang jarang diperlihatkan dan ada pula tokoh yang sering diperlihatkan. Kita akan sulit jika menyebutkan semua tokoh yang ada di novel namun hal ini bisa ditutupi dengan karakter setiap tokoh yang cukup kuat. Latar kejadian juga sama banyaknya, ada Indonesia, Singapura, Meksiko, Spanyol, Macau, Hongkong, Jepang, dan Rusia. Kita akan sulit menjawab mana latar utama dari novel ini.
Ending yang cukup menggantung menjadi selera masing-masing pembaca, ada yang suka namun ada pula yang tidak. Pada sesi akhir, Bujang telah mengundurkan diri dari jabatan bos atau pemimpin tertinggi Keluarga Tong lalu Diego mengajaknya untuk menghancurkan semua keluarga shadow economy tak terkecuali Keluarga Tong. Tapi tawaran Diego tidak dibalas dalam novel, seperti akan ada lanjutan dari novel ini. Namun entahlah, belum ada informasi terkait kelanjutan dari novel atau kita bisa menebaknya sendiri versi kita melalui percakapan di bawah ini:
“Kehidupanmu ada dipersimpangan berikutnya, Agam. Dulu kamu bertanya tentang definisi pulang, dan kamu berhasil menemukannya, bahwa siapapun pasti akan pulang ke hakikat kehidupan. Kamu akhirnya pulang menjenguk pusara bapak dan mamakmu, berdamai dengan masa lalu yang menyakitkan. Tapi lebih dari itu, ada pertanyaan penting berikutnya yang menunggu dijawab. Pergi. Sejatinya, ke mana kita akan pergi setelah tahu definisi pulang tersebut? Apa yang harus dilakukan? Berangkat ke mana? Bersama siapa? Apa ‘kendaraannya’? Dan kemana tujuannya? Apa sebenarnya tujuan hidup kita? Itulah persimpangan hidupmu, Bujang. Menemukan jawaban tersebut. ‘Kamu akan pergi ke mana?' , Nak.” (Nasihat Tuanku Imam kepada Agam di halaman 86).
Ketersediaan
1801409 | 899.2213 TER p c1 | SMP MTA Library (800) | Tersedia |
1801410 | 899.2213 TER p c2 | SMP MTA Library (800) | Tersedia |
1801473 | 899.2213 TER p c3 | SMP MTA Library (800) | Sedang Dipinjam (Jatuh tempo pada2024-11-22) |
1801632 | 899.2213 TER p c4 | SMP MTA Library (800) | Tersedia |
1900254 | 899.2213 TER p c5 | SMP MTA Library (800) | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
899.2213 TER p
|
Penerbit | Republika Penerbit : Jakarta., 2018 |
Deskripsi Fisik |
iv + 455 hlm; 20.5 cm
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
9786025734052
|
Klasifikasi |
899.2213
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subyek | |
Info Detil Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain